Macam-macam Lampu Listrik dan Armatur Beserta Penjelasannya
Macam- macam lampu listrik dan armatur beserta penjelasannya |
Macam-macam Lampu Listrik
Kali ini saya akan membagikan ilmu lagi dalam postingan kali ini yang saya beri judul Macam-macam Lampu Listrik dan Armatur Beserta Penjelasannya
Berdasarkan jenis-jenisnya lampu dibedakan menjadi beberapa kelompok antara lain :
1.Lampu Incandescent (Lampu Pijar)
2.Lampu Halogen
3.Lampu Fluorescent (Lampu TL)
4.Lampu Mercury
5.Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX)
6.Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)
7.Lampu LED
1. Lampu Incandenscent (Lampu Pijar)
Karakteristik
Jenis lampu incandenscent ini biasa disebut lampu
pijar, lampu pijar akan memancarkan cahaya ketika ada arus listrik
melewati filamen kawat pijar pada lampu dan kemudian memanasi filamen
tersebut. Pembuatan lampu pijar juga didasarkan pada beberapa faktor,
yaitu temperatur filamen, campuran gas yang diisikan, efficacy (im/W),
dan umur lampu.
Tahanan filamen tungsten akan semakin tinggi jika temperatur naik, sehingga kenaikan tegangan akan mengakibatkan menaiknya tahanan yang juga akan terjadi sedikit kenaikan arus yang mengalir. Tahanan filamen kira-kira seperempat belas dari keadaan temperatur normal dalam keadaan dingin. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam karakteristik lampu pijar ini adalah pengaruh perubahan tegangan terhadap lampu.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari lampu pijar tersebut adalah dengan
cara menghubung singkat listrik pada filamen carbon (C) sehingga
terjadi arus hubung singkat pada yang mengakibatkan timbul panas. Panas
yang terjadi dibuat hingga suhu tertentu sampai mengeluarkan cahaya,
Kontruksi
beberapa konstruksi filamen lampu pijar |
Jenis lampu ini lebih dikenal dengan sebutan lampu DOP, termasuk juga lampu yang ditemukan pertama kali oleh Tomas Alva Edison.
konstruksi lampu pijar |
a. Brass Base
Bentuk dari alat ini biasanya bulat spiral yang
biasanya terbuat dari bahan yang tahan panas agar tidak leleh jika
dialiri arus listrik, dan bagian ini dirancang untuk tahan terhadap korosi bahan ini berfungsi untuk menghubungkan lampu dengan soket lampu/fitting.
Bagian ini berfungsi sebagai pembungkus filament
kawat,sebagai isolator,serta sebagai pondasi dasar kawat filament,
bagian ini terbuat dari kaca yang meniliki ketahanan panas tinggi dan
tidak mudah pecah.
c. Filament Stem
Berfungsi sebagai penopang posisi filamen kawat shingga tetap tegak berdiri, sehingga performa lampu tetap terjaga.
d. Lamp Gases
Gas murni yang yang digunakan utuk mengisi ruangan
udara di dalam tabung kaca, biasanya diisi oleh gas aragon dn nitrogen,
serta gas krypton yang berfungsi sebagai penahan panas dalam tabung
lampu.
e. Fimament Support
Bagian yang berfungsi sebagai penyangga filamen kawat agar tidak bersentuhan, terdiri atas lima sampai enam kawat penyangga.
Lampu incandescent terasa sangat panas karena temperatur tabung umumnya mencapai 2700 kelvin, masa kerja lampu ini antara 750-2000 jam
lampu incandescent / lampu pijar / lampu dop |
Penggunaan
Lampu pijar digunakan berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, diantaranya :
i.Untuk penerangan yang membutuhkan pengontrolan cahaya (dimmer) dan ON/OFF secara langsung, contoh tempat penggunaannya:
Panggung / show
- Bioskop
- Studio
- Kamar tidur, dll
ii.Untuk penerangan yang membutuhkan variasi armatur dan warna sehingga memberi suasana lebih menarik dan indah, misalnya di :
- Ruang pertemuan / tamu
- Dekorasi
- Reklame
- Pameran, dll
iii.Untuk penerangan di ruangan, misalnya :
- Toilet
- Gudang kecil, dll
Jenis - jenis Lampu Pijar
1)Lampu GLS
1)Lampu GLS
2)Lampu Reflektor
Berdasarkan kontruksi reflektornya, lampu ini terdiri dari 3 jenis. Yaitu:
i. Lampu reflektor pressed glass
Lampu reflector pressed glass ini reflektornya
terbuat dari gelas yang dipress sehingga tahan hujan. Lampu reflektor
pressed bisa digunakan untuk penerangan luar (outdoor), misalnya lampu
sorot di taman. Lampu ini tersedia dalam daya 100W, 125W, 150W dan 300W
ii. Lampu reflector blown bulb
Lampu reflektor pressed glass |
Lampu reflector blown bulb ini reflektornya terbuat
dari gelas biasa dan tipis. Lampu ini hanya digunakan untuk penerangan
dalam (indoor), misalnya sebagai lampu sorot di panggung. Lampu
reflektor blown bulb tersedia dengan daya 25W, 40W, 60W, 75W, 100W, 150W
dan 300W.
iii. Lampu disco
Lampu disco ini reflektornya terbuat sedemikian rupa sehingga sesuai untuk penerangan disko. Lampu disco ini hanya tersedia dalam wattase 40W.
2. Lampu Halogen
Prinsip Kerja
Lampu halogen termasuk dalam kelompok lampu pijar, sebab prinsip kerja lampu halogen adalah karena memijarnya filament.
Lampu ini dibuat untuk mengatasi masalah ukuran
fisik dan struktur yang dihadapi lampu pijar dalam pengunaannya untuk
lampu sorot, lampu ”side projector”, dan lampu ”film projector”. Dalam bidang-bidang ini dibutuhkan ukuran bohlam yang sekecil-kecilnya sehingga sistem pengontrolan arah dan pemokusan cahaya dapat dilakukan dengan lebih presisi.
Hal ini berarti kaca bohlam harus berada pada
temperatur tinggi dimana menyebabkan bohlam lampu menghitam akbat
tungsten yang berevaporasi. Kesulitan ini dapat diatasi dengan
penambahan halogen ke dalam bohlam lampu, proses kerjanya disebut
Tungsten Halogen Regenerative Cycle (Siklus regenaratif tungsten
halogen). Elemen-elemen halogen itu sendiri terdiri dari iodine, bromine, fluorine, dan chlorine.
Iodine dan bromine adalah gas yang digunakan sebagai gas tambahan terhadap gas normal (argon dan nitogen) dalam produksi lampu-lampu halogen, sehingga lampu halogen juga disebut sebagai lampu Iodine Quartz (Quartz Iodine Lamp).
lampu halogen / lampu Iodine Quartz (Quartz Iodine Lamp) |
Keterangan Gambar :
1.Terlihat gas halogen diantara gas-gas
lainnya dalam lampu halogen. Secara kimia, gas halogen (butir merah)
akan bereaksi dengan uap tungsten(butir hitam) yang kemudian
menghasilkan halida tungsten.
2.Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan menguap.
3.Gas
halogen mengikat uap tungsten tadi menjadi tungsten halida. Ketika
halida tersebut menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa
tersebut kembali terpecah dimana gas halogen kembali terlepas sementara
tungsten kembali melekat pada filamen.
4.Siklus ini berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil dan umur lampu yang panjang.
Kontruksi
i.Bohlam
Dikarenakan dinding bohlam dengan filament dekat,
maka dinding bohlam akan berada pada temperatur tinggi (minimal 75 ºC).
Oleh karena itu, bohlam harus terbuat dari bahan tahan panas,biasanya
berupa quartz atau silika. Disamping bohlam lampu yang harus dibuat
bahan tahan panas, juga kaki dan penyokong filamen. Kaki lampu halogen
terbuat dari porselin yang juga berupa bahan penyekat
ii.Filament dan Penyokong
Bahan filament yang digunakan untuk lampu halogen
sama dengan bahan filament yang digunakan pada lampu pijar, yaitu
tungsten. Filamen ini harus bekerja pada temperatur antara 2600 ºC
sampai 3000 ºC untuk membuat gas halogen berfungsi dalam mencegah
terjadinya penghitaman pada dinding bohlam lampu.
Filamen membutuhkan penyokong dalam bohlam karena
kontruksinya yang sedemikian rupa sehingga filamen tetap dalam keadaan
posisi lurus dalam bohlam. Biasanya penyokong juga terbuat dari tungsten
yang sama dengan bahan filamennya sendiri
Filament dan Penyokong |
Jenis lampu
i.Lampu Halogen Berujung Ganda (Double Ended Halogen Lamp)
Lampu ini biasa dipakai untuk lampu sorot, baik
indoor maupun outdoor. Dan tersedia dengan daya 200 W sampai 3000 W.
Lampu ini hanya untuk pemasangan pada posisi horizontal.
Lampu Halogen Berujung Ganda (Double Ended Halogen Lamp) |
ii. Lampu halogen berujung tunggal (Single Ended Halogen Lamp)
Lampu ini digunakan untuk penerangan di dalam ruangan (indoor). Dapat dipasang dalam posisi sembarang
Armatur untuk lampu halogen ini dapat digunakan
untuk penerangan indoor dan outdoor, ukurannya tergantung dari wattase
lampu yang dipasang di dalamnya. Misalnya ukuran armatur lampu halogen
500 W tidak akan sama dengan ukuran armatur untuk lampu halogen 1000 W
dikarenakan perbedaan ukuran panjang bohlam. Bentuk armatur lampu
halogen jenis berujung ganda untuk lampu sorot diperlihatkan oleh gambar
di bawah ini.
armatur lampu halogen jenis berujung ganda untuk lampu sorot |
Penggunaan
Lampu halogen banyak digunakan di panggung (Stage Lighting) ataupun studio untuk lampu sorot. Hal ini didasarkan pada sifat-sifat
yang dimiliki oleh lampu halogen yang dimana pengaturan cahayanya
(dimmer) lebih mudah dilakukan dan ON/OFF dapat secara langsung,
disesuaikan dengan kebutuhan sistem penerangan panggung / studio yang
diinginkan. Lampu halogen juga digunakan untuk penerangan yang
memerlukan fisik lampu yang lebih kecil tetapi dengan fluks cahaya yang
tinggi (landasan pacu kapal terbang). Dengan alasan yang sama lampu
halogen juga banyak digunakan sebagai lampu proyektor dalam “overhead
projector”, lampu depan mobil, dll
3. Lampu Floresen (TL)
Prinsip Kerja
Lampu floresen atau lebih dikenal dengan istilah
lampu TL, sudah dikembangkan sejak tahun 1980, lampu ini bekerja
menggunakan gas flour untuk menghasilkan
cahaya, dimana energi listrik akan membangkitkan gas di dalam tabung
lampu sehingga akan timbul sinar ultar violet. Sinar urtra violet itu
akan mebangkitkan phosphors yang kemudian akan bercampur mineral lain
yang telah dilaburkan pada sisi bagian dalam tabung lampu sehingga akan
menimbulakan cahaya. Phosphors dirancang untuk meradiasi cahaya putih,
sehingga sebagian besar model jenis lampu ini berwarna putih.
Karakteristik Lampu Floresen (TL) |
Kontruksi
Kontruksi tabung lampu fluoresen ini terdiri dari
gelas dimana dinding bagian dilapisi serbuk phosphor sehingga tabung
kelihatan berwarna putih susu. Bentuk tabung lampu fluoresen ada yang
memanjang dan melingkar.
Panjang tabung lampu bervariasi tergantung besar
daya, mulai dari panjang 35 cm untuk yang 10 W sampai yang panjangnya
150 cm untuk 65 W. Pada kedua ujung tabung dipasang filamen tungsten
yang dilapisi suatu bahan yang dapat beremisi, biasanya terdiri dari
barium, strontium, dan calcium. Untuk lampu tabung (Discharge Lamps)
filamen ini disebut juga elektroda, karena salah satu dari filamen harus
berfungsi sebagai katoda dan yang lainnya anoda. Ke dalam tabung
dimasukkan merkuri dan gas argon, yang dimana merkuri akan berfungsi
untuk menhasilkan radiasi ultraviolet. Sedangkan gas argon berfungsi
untuk keperluan start.
Kontruksi tabung lampu fluoresen
Konstruksi Lampu Floresen (TL) |
I.Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka
IV. Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung tertutup
|
|
|
Penggunaan
Penggunaan lampu fluoresen didasarkan pada kelebihan-kelebihannya,
yaitu warna cahaya yang lebih menarik, efficacy yang tinggi dan umur
yang panjang. Karena itu lampu fluoresen banyak digunakan untuk
penerangan yang memerlukan ketiga aspek tersebut, misalnya toko, kantor,
sekolah, industri, rumah sakit, atau bahkan untuk penerangan jalan
kecil di perkampungan.
4. Lampu Mercury
Prinsip Kerja
Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip
kerja lampu fluoresen, yaitu cahaya yang dihasilkan berdasarkan
terjadinya loncatan elektron (electron discharge) didalam tabung lampu.
Kontruksi Lampu Mercury
Lampu merkuri terdiri dari dua tabung, yaitu tabung
dalam (arc tube) dan tabung luar atau bohlam (bulb). Lampu merkuri
dengan bohlam bentuk elips cocok bila digunakan untuk penerangan bidang
kerja (downward lighting) di industri dimana situasi kerja berdebu.
Cara Kerja
Kontruksi Lampu Mercury |
Lampu merkuri terdiri dari tabung dalam dan tabung
luar. Tabung dalam diisi merkuri untuk menghasilkan radiasi ultraviolet
dan gas argon yang berfungsi untuk keperluan start. Sedangkan bohlam
luar berfungsi sebagai rumah tabung dan menjaga kestabilan suhu di
sekitar tabung. Lampu merkuri ini bekerja pada faktor daya yang rendah,
oleh karena itu harus menggunakan kapasitor untuk memperbaiki faktor
daya lampu.
Armatur
Bentuk armatur lampu merkuri tergantung jenis
penggunaan lamnpu yang bersangkutan. Armatur untuk penerangan jalan
berbeda dengan armatur untuk penerangan industri dan seterusnya.
Berdasarkan jenis penggunaannya, armatur lampu merkuri dapat dibagi menjadi 4 kelompok :
ii. Armatur penerangan taman
|
|
Jenis Lampu Mercury
ii) Lampu merkuri reflektor
Lampu merkuri reflektor |
iv)Lampu merkuri halide (Metal Halide Lamp)
5. Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX)
Prinsip Kerja
Lampu SOX ini termasuk dalam kelompok lampu tabung
(discharge lamp). Oleh karena itu, prinsip kerja lampu ini sama dengan
prinsip kerja lampu tabung lainnya. Yaitu berdasarkan terjadinya
pelepasan elektron (electron discharge) dalam tabung gas (arc tube).
Tujuan dibuatnya lampu sodium tekanan rendah adalah untuk mencapai
efficacy yang
Kontruksi Lampu SOX
Tabung dalam berbentuk U dan di kedua ujungnya
terpasang elektroda yang biasanya terdiri dari filamen tungsten. Untuk
menjaga dinding tabung dari kerusakan akibat tekanan uap sodium maka
tabung gas dibuat dari gelas ”lime borate” khusus yang tahan terhadap
tekanan uap sodium. Ke dalam tabung gas dimasukkan campuran gas argon
dann neon, dan logam murni sodium. Gas argon dan neon dimaksudkan untuk
keperluan penyalaan awal, sedangkan logam sodium dimaksudkan untuk
menghasilkan cahaya kuning.
Kontruksi Lampu SOX |
Cara Kerja
Jika rangkaian lampu dihubungkan terhadap sumber arus bolak-balik,
maka arus akan mengalir melalui ballast dan seterusnya ke lampu. Pada
saat yang sama argon dan neon yang ada dalam tabung gas akan bekerja
untuk menaikkan temperatur dalam tabung gas, dalam tahap ini lampu akan
mengeluarkan cahaya kemerah-merahan. Setelah beberapa
menit, panas dalam tabung gas akan mencapai temperatur tertentu sehingga
sodium yang ada dalam tabung gas akan berubah menjadi uap (vapour).
Dengan demikian pelepasan elektron yang terjadi melalui uap sodium akan
menghasilkan cahaya yang sebenarnya, yaitu cahaya kuning.
Waktu menyala normal lampu sox |
Armatur
Karena karakeristik lampu sodium tekanan rendah
sedemikian rupa, warna cahaya kuning, posisi pemasangan harus
horizontal, dan bentuk tabung yang memanjang, maka praktis lampu ini
hanya sesuai untuk penerangan jalan
Armatur penerangan jalan mempunyai ciri khas
tersendiri, yaitu intensitas cahaya yang dipancarkan ke samping kiri dan
kanan adalah lebih besar daripada ke bawah. Hal inilah yang
memungkinkan pemasangan lampu jalan dapat menempuh jarak yang cukup jauh
yaitu 40-60 m.
Setiap armatur dapat berisikan lebih dari satu
lampu tergantung jenis armaturnya. Umumnya, peralatan bantu lampu
seperti ballast, starter atau ignitor, dan kapasitor perbaikan faktor
daya ditempatkan di dalam armatur.
Berikut contoh gambar armatur lampu sodium tekanan rendah (SOX)
Penggunaan
armatur lampu sodium tekanan rendah (SOX) |
Alasan utama untuk penggunaan lampu SOX adalah
penghematan enrgi listrik dan jika colour rendering tidak menjadi
masalah. Lampu SOX mempunyai efficacy sampai 200 lm/watt, sedangkan
lampu pijar hanya12 lm/watt dan lampu merkuri yang memiliki efficacy
sampai 90 lm/watt. Jadi, lampu ini dapat menghemat energi listrik
daripada lampu lainnya karena memiliki efficacy yang paling tinggi.
Kelebihan lain lampu SOX adalah mempunyai umur yang panjang sampai
12.000 jam, tingkat kesilauan rendah, ketajaman penglihatan (visual
acuity) baik, dan juga dalam situasi berkabut atau musim hujan cahaya
lampu SOX ini akan lebih dapat menembus dibandingkan cahaya lampu-lampu
listrik lainnya. Sehingga pilihan utama untuk penerangan jalan pada
daerah berkabut atau berhujan adalah lampu sodium tekanan rendah (SOX).
Sedangkan warna objek yang disinari lampu SOX ini
akan berwarna kuning atau hitam, hal inilah yang yang menjadi kekurangan
lampu ini sehingga tidak digunakan untuk penerangan yang memerlukan
colour rendering yang baik.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan dan kekurangannya, maka lampu sodium tekanan rendah sesuai digunakan untuk penerangan jalan-jalan bebas hambatan, jalan-jalan utama menuju luar kota, dan sejenisnya yang tidak mengutamakan colour rendering, dan khususnya pada daerah-daerah yang berkabut dan berhujan.
6. Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)
Prinsip Kerja
Lampu sodium tekanan tinggi sering juga disebut
lampu SON. Prinsip kerjanya sama dengan prinsip kerja lampu sodium
tekanan rendah, yaitu berdasarkan terjadinya pelepasan elektron di dalam
tabung lampu. Sesuai dengan namanya, lampu ini mempunyai tekanan gas di
dalam tabung kira-kira 1/3 atmosper (250mm merkuri), dibandingkan dengan tekanan gas dalam lampu sodium tekanan rendah yang kira-kira hanya 10-3 mm merkuri. Disamping itu, temperatur kerja tabung lampu sodium tekanan tinggi juga lebih tinggi.
Lampu sodium tekanan tinggi terdiri dari dua tabung, yaitu:
i.Tabung Gas (arc tube)
Terbuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan uap
sodium yang harus bekerja pada temperatur tinggi, misalnya stellox ke
dalam tabung gas dimasukkan sodium, merkuri yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan gas dan tegangan kerja lampu sampai batas tertentu,
dan xenon untuk keperluan gas start.
ii.Bohlam (bulb)
Terbuat dari gelas yang sama sekali terpisah dari
udara luar yang berfungsi untuk mencegah tabung gas terhadap kerusakan
akibat bahan kimia dan juga berfungsi untuk mempertahankan kekonstanan
temperatur tabung gas.
Cara Kerja
Lampu ini tidak mampu distart dengan tegangan
nominal 220 Volt, maka dibutuhkan tegangan tinggi dan frekuensi tinggi
sesaat. Gas xenon terionisasi untuk memulai terjadinya pelepasan
elektron dalam tabung gas sampai mencapai temperatur kerja yang
dibutuhkan. Periode pemanasan ini dapat berlangsung hingga kira-kira 10 menit karena tekanan uap merkuri-sodium
awalnya sangat rendah sekali yang tidak dapat menjadikan pelepasan
elektron dalam tabung gas. Setelah lampu bekerja normal, merkuri tidak
akan tercapai yang menjadikan merkuri memancarkan cahaya.
Lampu sodium tekanan tinggi mempunyai dua jenis
starter, yaitu starter jenis ”snap” yang bekerja berdasarkan panas yang
terdiri dari bimetal dengan kontak tertutup dan sebuah kumparan
pengontrol temperatur bimetal, dan starter jenis ”solid state” adalah
start lampu lebih dapat dipercaya dan dapat secara langsung, baik
penyalaan awal maupun penyalaan kembali.
Waktu Menyala Normal Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON) |
Armatur
Jenis armatur lampu sodium tekanan tnggi sesuai
dengan jenis penggunaannya, misalnya armatur penerangan jalan, armatur
penerangan industri, armatur penerangan sorot, dll. Untuk penggunan yang
sama, bentuk dan konstruksi armatur lampu sodium tekanan tinggi sama
dengan armatur lampu merkuri. Hal ini dapat terjadi karena bentuk lampu
sodium tekanan tinggi sama dengan bentuk lampu mercury.
Penggunaan
Penggunaan lampu sodium tekanan tinggi didasarkan pada sifat-sifat yang dimilikinya. Lampu ini memiliki efficacy yang tinggi (90-120 lm/watt), umur yang tinggi (12.000-20.000
jam), tetapi mempunyai colour rendering yang kurang baik (CRI hanya
26). Oleh karena itu, lampu sodium tekanan tinggi digunakan untuk
penerangan jalan.
Karena colour rendering lampu sodium tekanan tinggi
kurang baik dimana perubahan warna objek yang disinari sangat besar dan
warna cahayanya (colour appearance) putih keemasan (yellowish) yang
kurang memberi keindahan, maka penggunaan lamnpu ini untuk penerangan
jalan yang berpenghuni kurang sesuai. Tetapi sesuai digunakan untuk
penerangan jalan bebas hambatan, jalan utama, jalan menuju luar kota,
penerangan “highmast” untuk jalan besar atau persimpangan jalan
bertingkat , dll yang tidak menuntut colour rendering yang baik.
ØJenis lampu SON
i.Berbentuk elips
Prinsip kerja
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor
istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip
bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n
junction. Pembawa- muatan - elektron dan lubang mengalir ke junction
dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan
lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas
energi dalam bentuk photon.
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan
oleh karena itu warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan
yang membentuk p-n junction. Sebuah dioda normal, biasanya
terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak
inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki
selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak, dan
ultraungu dekat.
LED biru pertama yang dapat mencapai keterangan komersial menggunakan substrat galium nitrida yang ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
LED dengan cahaya putih sekarang ini mayoritas dibuat dengan cara melapisi substrat galium nitrida (GaN) dengan fosfor kuning.
Karena warna kuning merangsang penerima warna merah dan hijau di mata
manusia, kombinasi antara warna kuning dari fosfor dan warna biru dari
substrat akan memberikan kesan warna putih bagi mata manusia.
LED putih juga dapat dibuat dengan cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau di substrat ultraviolet dekat yang lebih kurang sama dengan cara kerja lampu fluoresen.
Metode terbaru untuk menciptakan cahaya putih dari
LED adalah dengan tidak menggunakan fosfor sama sekali melainkan
menggunakan substrat seng selenida yang dapat memancarkan cahaya biru dari area aktif dan cahaya kuning dari substrat itu sendiri.
Sumber www.electricfilestation.blogspot.com dan di sempurnakan lagi oleh blog sikil rayapen
DAFTAR PUSTAKA
Panjaitan, DRS. R., Lampu Listrik dan Penggunaannya. TARSITO
www.jktagus.web.id
www.blog.uad.ac.id
www.id.wikipedia.org
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletemohon ijin copy untuk tugas kampus :) sangat membantu, terima kasih
ReplyDeleteizin copas, makasih ya bermanfaat banget ini :)
ReplyDeleteIzin copas
ReplyDeletewah ini bermanfaat banget artikelnya, izin copy ya untuk di word aja. Ini penting banget sebelum milih lampu kamar tidur biar tau dan gak salah pilih. makasih artikelnya...
ReplyDeleteutk yg gak sekolah teknik alias awam, kebantu banget niy...
ReplyDeleteIzin copas kakaa.. makasih . Sangat bermanfaat
ReplyDelete